Pages

Wednesday, October 29, 2014

Dia: A Short Fiction by Me

Aku menatap lurus ke arahnya. Tepatnya ke arah punggungnya yang sedang bergoyang karena tawa dan belakang kepalanya yang menggeleng-geleng dengan rambutnya yang acak-acakan. Dia berjalan tepat di depanku dengan teman-temannya yang juga tertawa bersamanya karena lawakannya yang menurutku tidak lucu; tapi melihat dia tertawa membuatku ingin tertawa juga. Dia lucu. Aku ingin tertawa bersamanya saat dia melontarkan lawakan itu. Aku ingin setidaknya mengobrol santai bersamanya. Mengobrol tentang guyonan iklan yang baru-baru ini sedang ngetrend, mengobrol tentang berita di koran pagi ini. Namun hanya di dekatnya saja aku sudah merasa aman. Aman? Aneh, dia tidak pernah melindungiku tapi aku merasa aman kalau ada dia. Dia itu seperti rumah untuk para introvert bagiku. Kami terus melangkah; dia bersama teman-temannya, aku bersama teman-temanku. Kami masuk ke museum. Seperti museum pada umumnya, museum sangat membosankan. Berjuang membuat laporan untuk menambah nilai akhir kami. Aku sedang melihat sebuah artefak saat dia berdiri di sampingku. Dia memulai obrolan; tepatnya lawakan. Dia berkata artefak tersebut mirip Tinkywinky. Dan anehnya aku tertawa. Segala hal yang dia ucapkan begitu lucu; mungkin bukan karena ucapannya, tapi karena itu dia. Aku bahagia di dekatnya. Untuk menutupinya, aku berkata dia sangat bodoh untuk menyangka bahwa artefak itu mirip Tinkywinky. Kami semua lalu dipanggil untuk makan siang. Kami makan mie dengan tenang saat dia memecah keheningan dengan menumpahkan sambal botol ke celana temannya. Lucu bagaimana dia hanya tertawa dengan cueknya saat temannya panik dan protes. Sehabis itu kami memutuskan untuk bermain petak umpet. Dia yang berjaga dan kami segera bersembunyi. Aku lari dan bersembunyi sejauh mungkin agar susah ditemukan olehnya. Aku mendengar teriakan-teriakan dari kejauhan tanda banyak teman-teman yang sudah tertangkap. Waktu pun berjalan sangat lama dan aku lelah bersembunyi.

Apa aku sembunyi terlalu jauh? Atau apa permainan petak umpet ini sudah selesai dan dia sudah berhenti mencari? Langit pun mulai mendung dan aku tetap pada posisiku.

No comments:

Post a Comment